Angin
berteman hawa dingin menghampiri. Pada beberapa saat aku harus berhenti untuk
sekedar memasang kaos tangan, berharap dingin yang mulai datang menyerbu sedikit
tertahan untuk tidak menyerang pori begitu dalam. Seingatku ini adalah perjalanan
terjauh yang pernah kutempuh dengan mengendarai sepeda. Sekitar empat kilometer
jalan harus kulalui. Pada sisi belakang sudah Nampak mbak arom sudah
ngosngsosan mengayuh sepeda. Ayo mbak, semangat, teriakku. Tapi benar saja,
kami sungguh tak merasakan ini sebagai beban berat untuk ke kampus tiap hari
dengan mengandarai sepeda. Beruntung sama sekali tak ada debu dan polusi
knalpot yang bertebaran sepertiketika kita mengendarai motor di Indonesia, jika
demikian maka bisa kubayangkan bagaimana hitam dan kusamnya muka ini setelah
sampai di kampus.
sepanjang
jalan tak tampak sampah yang berserakan, tak ada orang menyeberang jalan
sembarangan, tak ada juga kemacetan dan bunyi klakson mobil yang
bersaut-sautan, trotoar sangat lebar dan ramah bagi pejalan kaki maupun
pengendara sepeda. Semua orang tampak tertib dan patuh pada aturan