Hari ke dua puluh
di tanah rantau. “Kawaramchi-Kawaramachi desu....” bunyi kereta kotoden yang
wajib kami dengarkan baik-baik. sejauh hitungan jam beralir ke detik baru,
belum ada tempat yang paling sering kami kunjungi selain stasiun ini, Kawaramachi Eki. Mungkin sejauh ini
akhir pekan adalah milik Kawaramachi, tentunya untuk liburan, untuk refreshing
dan kami menyebutnya the real refreshing.
Mungkin di Indonesia sudah banyak mahasiswa yang tidak bisa membedakan antara
hari libur atau bukan lantaran setiap hari diisi seperti liburan, kemana-mana
kebanyakan waktu luang, bahkan buat mahasiswa tingkat akhir weekend hanya
perubahan tanggal yang menambah daftar lama studi selebihnya bermalas-malasan
untuk mengerjakan penelitian dan menunda bertemu dosen pembimbing.
Saya selalu menjadi andalan jika
bersama teman-teman SUIJI Kagawa. Sekedar untuk bertanya dalam bahasa jepang saya selalu disuruh paling depan, meski pada akhirnya untuk mentranslate jawaban butuh sedikit
tebak-tebakan, begitu pun untuk memberikan ‘fatwa’ halal-haram ketika membeli
makanan teman-teman SUIJI lebih mempercayakan untuk saya fatwai dengan jalan