Pertanyaan
yang sering muncul dari teman dan kerabat tentang Jepang adalah bagaimana
makanan halal di jepang, bagaimana toleransi orang jepang terhadap Islam, dan
khusus bulan ramadhan pertanyaannya ikut bertambah bagaimana puasa di Jepang?.
Meski sebenarnya pengalaman saya tidak akan cukup untuk menjenalisir bagaimana Islam dan jepang
pada umumnya, namun saya cuma mencoba berbicara dan mewakili beberapa
pengalaman teman tentang Islam di Jepang.
We
don’t care what religion you are, everyone has their own religion and we
respect for all of religion (hayakawa Sensei in japaneese class).
Sejak pertama kali diskusi di desk
sensei, saya sudah menjelaskan tentang rutinitas saya sebagai muslim, terutama
hari jum’at yang memang harus mengkhususkan waktu untuk sholat, sementara di
hari-hari lain selama tidak melewati waktu sholat, semua pekerjaan bisa
ditunda, namun alangkah baiknya jika saya bisa tepat waktu untuk mengerjakan sholat. Sensei mengiyakan,
bahkan beliau mengatakan sebentar lagi akan ada tempat khusus untuk kalian
sholat, dan ternyata tepat 1 april 2015, tempat untuk sholat bisa digunakan
mahasiswa internasional, dan serasa saat itu kampus kami Kagawa University
memberi ruang spesial untuk orang Islam.
Sensei saya sendiri adalah orang
yang sangat toleran dan menghargai waktu sholat. Di awal perkenalan aktivitas
laboratorium bersama sensei yang masih juga sibuk di lab, beberapa kali saya
direkomendasikan untuk meninggalkan lab saat waktu sholat meski sedang running
pengamatan.