Kenapa, tuhan
Oleh : Supriadi Herman
Tuhan,
sudahkah habis malam-malamku untuk-Mu?
Hingga
mataku terbangun pada pertengahan malam namun
tak sempat lagi bersujud padamu
Tuhan,
kenapa Tuhan?
Saya kenapa
Tuhan?
Tuhan, Sudahkah
habis air mataku untuk-Mu?
Hingga tak
pernah lagi tersentuh hati ini ketika sendiri
Sudahkah air
mata itu kini kering tertutup debu-debu dosa?
Tuhan,
kenapa mataku?
Ada apa
dengan mataku?
Dosa apa
yang telah diperbuatnya?
Tuhan?,
Semakin
mudah kulihat semua kesalahan
Semakin
gampang membenarkan keadaan
Tuhan,
Lihat
perutku, dadaku, paha, dan betisku.
Darah yang
mengalir bukan darah kotor
Tuhan
Tapi
mungkinkah
Kakiku
menapak pada jalan dosa
Tanganku
menyentuh pada rupa dosa
Dan mataku
melihat pada bumi dosa.
Tuhan,
Jika
demikian, maka biarkan semua berbalik.
Perut, dada,
paha, dan betisku.
Menjadi
bagian yang paling ujung,
menggantikan
alat yang sudah tak bisa dipercaya
Tuhan
Coba dengarkan
Berdoa pun
kini aku bodoh.
Tuhan?
Kenapa
tuhan?
Keren sekalii puisinya, Kak :)
BalasHapusmakasih dek,...
Hapus