“Ada
7 Milyard manusia di bumi ini, butuh 100 tahun untuk saling bertemu antara satu
dan yang lainnya. Bertemu denganmu adalah sebuah keajaiban” (Poem Japan)
Syair indah di atas adalah syair
dari Jepang. Kata keajaiban mewakili kekaguman orang jepang terhadap pertemuan
yang dialami. Karena konon, untuk hidup sekedar menemui satu per satu orang di
dunia ini akan memakan waktu sekitar seratus tahun lamanya. Dan untuk sekedar
menemui saja berarti kita tak cukup umur untuk bertemu semua manusia di bumi
ini. Apa lagi memilih banyak orang yang akan membersamai kita, berapa tahun
yang kita butuhkan.
Seandainya saja,
yang membuat syair di atas adalah seorang muslim, maka mungkin akhir dari syair
di atas bukan keajaiban, tetapi Sebuah takdir. Bukankah kita bertemu dengan
orang-orang yang sebenarnya tak pernah kita rencanakan?. Lihatlah teman sekelas
kita atau kerabat kerja kita misalnya, di antara mereka adakah yang kita
rencanakan untuk menjadi teman kita sampai saat ini, adakah salah seorang dari
mereka yang telah kita doakan untuk menemani kita saat ini?.
Begitu pun orang yang kita temui di
kota lain, negara lain. Bagi orang-orang yang masih mempercayai takdir akan
percaya bahwa sebenarnya yang mempertemukan kita adalah takdir. Allah-lah yang
mengaturnya. Bahkan bunyak sekali pertemuan menjadi momen awal terjalinnya
persahabatan, ikatan