Jumat, 03 April 2015

Assalamualaikum Kagawa

9 Maret 2015. Alhamdulillah untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di terminal kedatangan kansai Internasional Airport, dulu datang bersamaan dengan 13 orang peserta SUIJI dan kali ini jalan sendiri. 
meski belum begitu banyak pengalaman perjalanan Internasional tapi standar baku seperti cap dua jari dan setor muka ke kamera sudah saya fahami dengan baik, tapi gaya saya yang seperti sudah terbiasa ternyata salah tempat saat menyetor paspor  dan setiba di depan petugas pengecek imigrasi langsung saja dia bertutur, maaf anda butuh membuat residen kard ke gate antrian ke 4 atau ke 5 Ya,hai, sumimamaseng jawabku segera. Beruntung bekal belajar bahasa jepang masih membekas..
                Sebenarnya antrian beberapa meter pun tak ada masalah kali ini, toh saya sedang tak terburu-buru mengejar jadwal bus atau menunggu jemputan. Saya sudah menginfokan ke sensei kalau saya akan tinggal di bandara malam ini dan paginya baru akan ke Takamatsu, bahkan saya merasa berlama-lama untuk berjalan hingga lantai bawah pun tak masalah. Malam cepatlah berlalu, mungkin bisikan hati saya demikian.
                Beberapa beban yang harus saya tunaikan mungkin adalah memberi kabar kepada orang tua kalau saya telah mendarat di Jepang dengan selamat, menunaikan sholat isya dan magrib,menukar sisa Ringgit ke Yen dan  membeli tiket di vanding machine dan menghubungi sensei paginya. Kalau agenda menghubungi orang tua dan sholat sudah barang tentu harus dikerjakan segera,  selebihnya  bisa dilakukan besok pagi dan saya tiba di lantai 1 bandara sekira pukul 22.30 lokal time. Di dekat tangga ternyata sudah ada fasilitas umum berupa internet dan telepon umum. Untuk memberi kabar orang tua, ya mau tak mau harus menggunakan telepon umum dengan biaya sekitar 100 Yen/20 detik
yang sayangnya saya lupa bagaimana cara menggunakannya, untuk itu saya harus menggunakan rental internet dengan membayar 100 yen/20 menit, untuk diketahui pembayarannya cukup dengan memasukkan koin dan secara otomatis aktif, lazimnya semua tempat penyewaan; membeli minuman, tiket, di Jepang sudah otomatis menggunakan mesin, bahkan di Bandara Kansai kita bisa membeli tas traveler dengan memasukkan koin sejumlah yang ditentukan dan tas bisa kita ambil.
133-010-kode Negara-Nomor telepon dan kewajiban melapor ke orang tua aman.
                Saat-saat selanjutnya adalah makan malam ala pelancong berbekal roti bawaan dari malaysia yang ternyata lumayan nikmat untuk disantap. Setelah itu sengaja saya ke belakang tangga untuk menunaikan sholat magrib dan isya dijamak kashar. Dan setelah itu berkeliling bandara untuk sekedar mengecek kondisi bandara dengan troli berisikan satu koper dan satu tas dengan total semuanya kurang lebih 30 kg dan sisanya lagi ada di ransel saya 10 kg.
Hampir semua loket sudah tutup, toko makanan dan minuman, penjualan tiket, meja Informasi dan penukaran uang sudah tutup. Mendekati sebuah meja yang dihuni beberapa orang jepang saya mendapatkan sebuah brosur menarik yang isinya tentang bandara osaka yang hebatnya brosur itu bergambarkan orang berpakain putih berjilbab sambil berdo’a dengan menengadahkan tangan ke atas. Yup tidak salah lagi itu untuk muslim guidence yang berisikan informasi tentang arah kiblat, tempat sholat dan warung halal di sekitar Bandara Osaka, langsung saja brosur itu saya ambil sebagai ekspresi kekaguman, pasalnya tiga tahun lalu saya ke tempat ini belum ada mushallah sama sekali, hebatnya sekarang ada mushollah lengkap dengan tempat wudhu ditambah lagi dengan mushollah yang memisahkan laki-laki dan perempuan yang sebenarnya di indonesia pun kadang masih kurang memperhatikan tentang itu.
Brosur putih tadi kembali mengingatkan saya pada sebuah seminar yang diadakan oleh HIMMPAS IPB (Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana IPB) seputar produk halal. Saya menangkap dari seorang pembicara bahwa salah satu negara yang paling serius mengembangkan  makanan halal adalah Jepang, bahkan ternyata di Kyoto sudah ada pusat makanan halal yang konon pemerintah jepang juga nantinya akan berupaya memunculkan sertifikat halal pada makanannya. Hebat sekali untuk negara yang penduduk muslimnya masih sangat minim, sementara untuk kota-kota besar padat pengunjung wisatawan seperti kyoto, Tokyo dan Hiroshima sedang gencar upaya pembangunan masjid, pun di kota kecil hampir ada donasi untuk pembangunan mesjid yang diinisiasi oleh muslim yang menetap disana.
Bukan tanpa alasan Jepang memberikan pelayan istimewa bagi pengunjung muslim. 1,6 Milyar manusia atau sekitar satu per lima dari penduduk bumi beragama Islam dan beberapa negara muslim ini dikenal memiliki banyak penduduk dengan hobbi Traveling sebut saja Indonesia dan malaysia belum lagi beberapa negara kaya raya yang memang banyak penduduknya senang bertamasya seperti Qatar, Turki, dan banyak lagi. Sementara Indonesia sendiri sedang banyak orang yang melewati ambang batas perekonomian menegah alias banyak yang sudah mampu melakukan traveling.
#####
                Ternyata mondar-mandir di bandara membuat saya lupa akan waktu dan setelahnya saya kembali mengecek ke tempat duduk awal saya tiba dan saya harus ikhlas menerima kalau ternyata semua tempat sudah dipenuhi dengan orang yang tidur dan akhirnya saya hanya bisa memutuskan tempat ternyaman untuk tidur, berbekal alas sajadah dan jaket serta tas akhirnya saya bisa tidur sekitar tiga jam lebih di atas lantai yang lumayan dingin di dekat layanan telepon umum dan layanan internet.
                Setelah jam lima saya terbangun dan menunaikan sholat subuh sekitar pukul enam karena tak tahu jadwal sholat di tempat sekitar padahal ternyata sholat subuh di Osaka sekitar jam lima subuh pertemuan dengan seorang “jilbab traveler” yang mengatakan bahwa jadwal subuh adalah jam enam lewat ternyata salah, mungkin dia melihat jadwal syuruk yang biasanya berkisar satu jam sepuluh menit dari waktu sholat subuh.  Its Ok, kehadiran para  traveler berjilbab saya rasa akan menjadi awal perkenalan yang baik bagi orang jepang yang pengetahuannya tentang muslim sangat minim, alangkah besar peran para traveler berjilbab yang secara tak sadar berdakwah dengan busana unik mereka, bahkan pengalaman berkunjung di beberapa tempat saat KKN Internasional 2011 di Ehime University membuat banyak orang bertanya-tanya seputar jilbab bahkan pertanyaan yang paling saya anggap lucu adalah ketika ada yang bertanya apakah jilbab itu dipake setelah menikah?dan beberapa pertanyaan tentang jilbab yang sebenarnya sangat sederhana bagi kita, tapi bagi negara yang penduduknya masih enggan untuk memilih memeluk agama ini adalah sesuatu yang sangat unik dan baru. Semoga kehadiran banyak pelancong berjilbab ini adalah satu dari banyak agenda yang mensyiarkan islam dan bersyukurlah orang-orang yang mengawali segala niatnya hanya kepada Allah.
                Agenda menelepon sensei sendiri menjadi hal yang butuh persiapan, terutama persiapan merangkai kata dan memastikan secara grammatikal bahasa ingris saya benar. Kejuatan terjadi saat detik pertama sensei mengangkat telepon, sesaat saya spontan menggunakan bahasa jepang “apakah ini Nomura Sensei” Ya This is Nomura jawabnya menjawab dengan bahasa Ingris, hal yang membuat saya terkejut karena ternyata seorang dosen yang saya hubungi melalui email tiga bulan terakhir adalah seorang perempuan, karena tak memiliki foto di Internet saya fikir dia adalah seorang laki-laki, dan akhirnya bayangan tentang sensei yang selalu marah dan bermuka muram bisa secara gampang digantikan dengan bayangan seorang ibu-ibu yang sangat baik hati, Alhamdulillah.
                Sembari menunggu pukul 08.35 untuk bus ke takamatsu tiba, dalam ruagan tunggu tiba-tiba ada seorang polisi yang datang menghampiri dan anehnya begitu melihat saya dia seperti menemukan seorang buron  bertahun-tahun lamanya dan seperti memang sedang mencari-cari saya sejak tadi , besar dugaan saya karena CCTV di bandara menangkap gambar saya sedang sholat, tidur di tempat tak lazim atau bahkan kegiatan mondar-mandir yang sangat lama ketika semua orang memilih untuk terlelap. Tak ada masalah polisi itu hanya meminta alamat lengkap dan beberapa pertanyaan seputar diri saya dan tentunya dengan sangat ramah ala orang jepang.

                Akhirnya, Assalamu alaikum Kagawa. Semoga hari ini menjadi awal untuk meneruskan segala niat baik, semoga setiap gerak-gerik ini menjadi syiar tentang betapa mulianya akhlak dien yang pernah memberikan pembebasan di dua per tiga belahan bumi ini. Entah quote dari siapa tapi sungguh kata-kata ini menginspirasi “Seorang mukmin bergaul dengan mukmin yang lain  dengan hati dan bergaul dengan Non-muslim dengan akhlak”

3 komentar: